Anoman Lair [Kisah Kisah Ramayana]
Dewi
Anjani yang bersedih hati karena wajahnya yang cantik berubah ujud menjadi
wajah kera.Atas
nasihat ayahnya, Begawan Gotama, ia bertapa nyantoka, serupa katak berendam di
Telaga Madirda (ada versi yang menjebut Telaga Nirmala), hanya kepala saja yang
muncul di permukaan air. Selama berbulan-bulan, Dewi Anjani hanya makan benda-benda yang hanyut dipermukaan air dan
lewat di depan mulutnya.
Pada
suatu hari Batara Guru sedang melanglang buana, memeriksa keadaan dunia. Ketika
ia terbang melintasi Telaga Mandirda, dilihatnya tubuh seorang wanita berendam
di telaga yang bening itu. Seketika gairahnya bergejolak, sehingga jatuhlah
kama benih (mani) nya, menimpa sehelai daun asam muda. Daun asam muda itu
melayang jatuh ke permukaan telaga, tepat di depan mulut Dewi Anjani. Segera
saja Anjani memakan daun asam muda itu (di masyarakat Jawa daun asam muda
disebut sinom).
Begitu
daun asam muda itu ditelan, Dewi Anjani merasa dirinya mengandung. Segara ia
mencari-cari siapa yang menjadi penyebabnya. Ketika ia melihat Batara Guru
melayang-layang di atasnya, segera ia menuntut tanggung jawab atas janin yang
dikandungnya. Batara Guru tidak mengelak tangung jawab itu. Ketika
saatnya melahirkan, Batara Guru mengirim beberapa orang bidadari untuk menolong
kelahiran bayi yang berujud kera putih mulus itu. Selanjutnya Dewi Anjani
diruwat sehingga menjadi cantik kembali dan hidup di kahyangan.
Bayi
yang lahir itu diberi nama Anoman. Di
kahyangan, ketika Batara Guru sedang memangku bayi Anoman, Batara Narada
menertawakannya. Segera Batara Guru menghampirinya, dan menempelkan sehelai
daun nila di punggung Narada, dan seketika itu juga di punggung Batara Narada
menggelendot seekor bayi kera berwarna biru nila. Bayi kera itu diberi nama
Anila. Para dewa yang hadir tertawa semua. Karena merasa ditertawakan, Batara Guru lalu
memerintahkan para dewa untuk menciptakan seekor kera bagi anak mereka
masing-masing.